Posts Tagged ‘Taiji di Barat’

Sophia Delza dan Gerda Geddes: Pionir Taijiquan di Dunia Barat

September 17, 2018

Sebagaimana terjadi di banyak bidang pengetahuan atau seni timur, tersebarnya pengetahuan tersebut ke seluruh penjuru dunia dari negeri asalnya adalah peran dunia Barat, dalam pengertian seni atau pengetahuan tersebut dibawa ke Barat dan dari sana menyebar ke seluruh penjuru dunia atau ada orang Barat yang mempelajari seni atau ilmu tersebut dan menyebarkannya.  Barangkali persebaran Taijiquan di dunia tidak bakalan seluas sekarang jika tidak ada yang membawa seni ini ke dunia Barat dan tidak ada orang-orang Barat yang mempromosikannya.  Selain itu, berkat keseriusan orang-orang Barat mempelajari Taijiquan, banyak dari teks-teks atau buku Taijiquan diterjemahkan dari Bahasa Cina ke dalam Bahasa Inggris, dan ini sangat membantu para peminat Taijiquan yang tidak punya akses ke Bahasa Mandarin untuk memahami konsep-konsep atau teori-teori Taijiquan.  Sebagaimana diketahui pemahaman akan konsep dan teori sangat membantu meningkatkan kualitas latihan.

Tokoh Taijiquan yang mulai mengajar di Barat adalah Choy Hok Pang, murid dari Yang Chengfu, yang merupakan orang pertama yang mengajar Taijiquan di Amerika Serikat di tahun 1939.  Di tahun 1964 Zheng Manqing mulai tinggal di Amerika Serikat dan mulai mengajarkan Taijiquan untuk umum.  Adapun orang Barat yang belajar dan memperkenalkan Taijiquan di dunia barat adalah dua orang perempuan, yaitu Sophia Delza dan Gerda Geddes.  Keduanya adalah penari yang pernah tinggal di Cina dan mengenal Taijiquan di sana.  Sophia Delza memperkenalkan Taijiquan di Amerika Serikat, sementara Gerda Geddes memperkenalkannya di Inggris.  Keduanya berfokus pada Taijiquan untuk kesehatan dan pengembangan kreativitas.

Sophia Delza dan Gerda Geddes kurang begitu dikenal di dunia Taijiquan, termasuk di tanah air.  Tidak banyak tulisan mengenai keduanya, terutama yang berkaitan dengan Taijiquan, yang bisa ditemukan di Internet, apalagi yang berbahasa Indonesia.  Berikut sekilas kehidupan mereka yang diambil dari beberapa sumber yang bisa ditemukan di Internet.

Pada tahun 1948, Sophia Delza menemani suaminya, A. Cook Glassgold, ke Shanghai.  Suaminya bekerja pada the American Jewish Joint Distribution Committee, sebuah lembaga bantuan berbasis di New York, yang pada saat itu mengkoordinasikan bantuan kepada para pengungsi Yahudi pasca perang di  perkampungan kumuh di Shanghai.  Pada saat di Shanghai itu, selain bekerja sebagai instruktur tari,  dan menjadi orang Amerika pertama yang mengajarkan tari modern di Cina,  Sophia Delza belajar Taiji aliran Wu di bawah bimbingan Ma Yueliang.  Selain itu, dia juga mempelajari teater  dan tari teatrikal Cina.  Delza dan suaminya kembali ke Amerika pada tahun 1951, dan sepanjang hidup mereka tinggal di Manhattan. Pada tahun 1954 Sophia Delza memberikan demo Taiji untuk publik Amerika di Museum of Modern Art.  Di tahun itu pula, dia mendirikan Delza School of Tai Chi Chuan di Carnegie Hall. Kemudian dia mulai mengajar Taiji sebagai bentuk latihan di  PBB dan Actors Studio.  Di antara murid-muridnya di Actors Studio adalah John Strasberg, yang mencatat bahwa seni yang diajarkan oleh Delza tidak berfokus pada aspek bela dirinya.  Delza juga menunjukkan kebolehannya di televisi. Pada tahun1961 dia menulis buku T’ai Chi Ch’uan: Body and Mind in Harmony, yang merupakan buku pertama dalam bahasa Inggris yang membahas Taiji.

Sophia Delza meninggal dunia di Beth Israel Medical Center  New York City pada 27 Juni 1996 di usia 92, setelah menerbitkan buku terakhirnya, The T’ai-Chi Ch’uan Experience.

Gerda Geddes tinggal di Shanghai pada tahun 1948, bersamaan dengan waktu Sophia Delza di Shanghai. Kalau Sophia Delza bertemu dengan Ma Yueliang waktu di Shanghai. Gerda Geddes baru bertemu dengan guru Taijiquannya setelah pindah ke Hongkong pada tahun 1955/1956.  Guru pertamanya adalah Choy Hok Peng, salah seorang murid Yang Chengfu, yang seangkatan dengan Zheng Manqing.  Dia hanya belajar selama enam bulan secara intensif sebelum gurunya meninggal dunia. Dia berlatih dua jam setiap hari.  Kemudian dia belajar dari anaknya yang bernama Choy Kam Man selama dua setengah tahun.  Choy Kam Man akhirnya pindah ke San Fransisco, di mana dia membangun perguruan dengan banyak murid.  Gerda Geddes atau Pytt Geddes lahir pada 17 Juli 1917 dan meninggal dunia di usia 89 tahun pada 4 Maret 2006.